DI BALIK KERAS NYA MUSIBAH

APA DI BALIK KERASNYA MUSIBAH?

Dari Abi Hurairah Ra, bahwa Rasulullah  ﷺ senantiasa memohon perlindungan dari kerasnya musibah, turunnya kesengsaraan yang terus menerus, buruknya qadha`, dan kesenangan musuh (dengan musibah yang menimpa kalian) HR. Bukhari no. 1347. Lalu apa makna jahdul Bala dan ada apa di baliknya?

Nabi ﷺ memohon perlindungan ini adalah niscaya dalam rangka mengajarkan kepada umatnya untuk berdoa dengan doa tersebut, karena Allah telah menyelamatkan

Rasulullah ﷺ dari itu semua. Pendapat ini ditegaskan oleh Al Qodli Iyadl (Lihat Fathul Bari 11/167) Arti kerasnya musibah (Jahdul Bala) adalah semua musibah yang menimpa seseorang baik berupa penderitaan, kesulitan, segala beban yang tidak sanggup dipikul dan tidak mampu menolaknya, maka semua jenis penderitaan yang lain sudah tentu masuk di dalamnya.

Diantaranya adalah penyakit dan wabah yang tidak mampu dibendung dan diobati, seperti merebaknya virus corona saat ini, yang sejak bulan Maret yang lalu sampai sekarang belum berhenti, dengan segala berita-berita kacau yang membuat hati penuh dengan kesusahan, kesedihan, keruwetan. Berita-berita ini membuat hati tidak mampu lagi bersabar dibuktikan dengan buruknya komentar sebagai bentuk ketidaksukaan dengan istilah melawannya (“Lawan Corona”), bahkan sebagian orang meluapkan kutukannya (Nyelathu). Berita-berita ini kemudian menciptakan pembekuan dalam urusan kehidupan manusia.Semua itu tidak diragukan lagi adalah bentuk suul Adab (kekurang-ajaran) kepada Allah, Semoga Allah melindungi kita dari hal itu. Allah Taala berfirman: “Katakanlah : Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman. Semua hal itu berjalan atas kehendak dan pilihan Allah. Dan setiap pekerjaan Allah adalah berjalan diatas hikmah (kebijaksanaan), keadilan dan kebenaran. Di Tangannya lah berada seluruh kebaikan. Oleh karena itu Allah berfirman: “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai”. (QS. Al Anbiya: 23). Dikatakan dalam syair: Allah tidak ditanya tentang pekerjaan-pekerjaanNya, selamanya. (harus bertawakal)”. QS. At Taubah: 51, “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu maka tidak ada yang dapat menghilangkan nya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagikamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang di kehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” QS. Yunus : 107 Dia Maha Bijaksanaa dengan tidak memberi dan memberi, Dia mengistimewakan suatu kaum dengan anugeraNya lalu mengasihi mereka,Dan kebalikan dari itu semua tidaklah samar bagi orang yang melihatnya.

Semoga Allah marahmati saudara- saudara kita yang telah mendahului kita berpindah ke rahmatullah pada moment saat ini, diantaranya adalah Akh fillah Jabir Abdillah, Akh fillah Muhammad Jauhari, Akh fillah Muhammad Ahshon, Akh fillah Muhammad Mustain dan saudara- saudara yang lain. Semoga Allah merahmati mereka dengan rahmat yang luas, semoga Allah menerima segala kebaikannya, mengampuni kesalahan-kesalahannya, menutup usianya dengan husnul khotimah, mempertemukannya dengan orang- orang shalih, dan memperindah tempatnya di surga yang penuh nikmat. Wahai Allah, dengannya, wahai Allah dengannya, wahai Allah , berilah akhir yang baik (Husnul Khothimah). Amiin Alfatihah. Tanpa adanya sifat sabar, tawakkal dan meminta kelembutan dari Allah Talaa dalam mengahadapi musibah, disamping sudah menerapkan protokol kesehatan, kerasnya musibah akan tetap menyeret musibah lanjutan, yakni turunnya kesengsaraan yang datang terus menerus (Darkis Syaqo). Sengsara adalah lawan dari bahagia. Sementara kesengsaraan ada yang secara duniawi ada pula yang ukhrawi. Bentuk kesengsaraan duniawi adalah hati dan badan seseorang tersibukkan melakukan maksiat, nafasnya terengah-engah dalam memenuhi urusan dunia dan segala yang melalaikan, dan tidak mendapatkan pertolongan (taufiq) dari Allah. Sedangkan kesengsaraan ukhrawi adalah seseorang akan menjadi penduduk neraka, semoga Allah melindungi kita. Begitu juga kerasnya musibah akan menarik buruknya qadha(suuul Qadha). yang akan membuatnya buruk dan susah sepanjang hidupnya karena tidak adanya iman terhadap Qadha Qadar, baiknya, buruknya, manisnya dan pahitnya. Dan termasuk meminta perlindungan dari buruknya Qodha adalah berdoa agar Allah menjaganya dari kebijakan pemerintah yang dapat membahayakan agama dan dunianya. Karena diantara manusia ada sekelompok orang yang tidak mendapatkan taufiq Allah pada saat menentukan ketetapan yang dianggap pantas, dan akhirnya berlaku sewenang-wenang dalam menentukan hukum, dalam berwasiat atau tidak berlaku adil dihadapan rakyatnya. Sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh firman Allah Taala: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu,maka sudah sepantas nya berlaku terhadap nya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”.(QS Al Isra:16) dan juga yang disabdakan oleh Rasulullah : Jika urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat”. HR. Bukhari no 887 Dalam Kitab Al Jami Ash-Shaghir, “Sesungguhnya Allah memberi kelonggaran waktu untuk orang yang zalim sampai waktu dimana  Allah menghukum orang yang zalim    dan tidak melepaskannya”(HR.Bukhari no. 4686) Artinya Allah akan memberikan kelonggaran waktu untuk orang yang zalim karena ingin menambah istidrojnya1, usianya bertambah, kezalimannya menjadi banyak, maka siksanya kelak jadi bertambah. “SesungguhnyaKami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah- tambah dosa mereka ;dan bagi mereka azab yang menghinakan” (QS. Ali Imron: 178) sehingga ketika1 Menghukum mereka dengan berangsur-angsur (Al-MujamAl-LughahAl-Arabiyah, kata: da-ra-ja). Allah turunkan siksa, Allah tidak akan menyelamatkan, bahkan justru menghancurkannya lantaran banyaknya kezaliman yang disebabkan olehnya. Poin yang ke empat dari hadits ini adalah memohon perlindungan dari senangnya musuh atas musibah yang menimpa kalian (Syamatatil Ada).Setiap orang tentu tidak akan lepas dari gangguan orang yang memusuhi. Musuh akan senang jika yang dimusuhi mendapatkan keburukan, dan susah jika mendapatkan nikmat. Dan kamu boleh berdoa akan hal itu, karena syariatnya menganjurkan kamu senaniasa meminta kepada Allah agar diberikan ampunan, keselamatan, dan pemeliharaan yang berkesinambungan baik urusan dunia dan akhirat. Karena itu maka upayakan dirimu agar tidak masuk pada golongan Syamitin (ikutanmusuhbergembira), karena hal itu adalah akhlak buruk, selain itu juga terkadang seseorang bergembira atas musibah yang menimpa orang lain, lalu tidak lama ia juga akan ditimpa musibah yang sama.

Ya Allah kami mohon jadikanlah pada setiap kesusahan ada jalan keluar, pada setiap yang sempit ada solusi, dan pada setiap bala selalu selamat. Amiin

Wallahu Yatawallal Jami biriayatih

Tausiyah Lainnya…

TAUJIH NISFU SYA’BAN 1444 H

TAUJIH NISFU SYA’BAN 1444 H

Oleh : Al Aminul Aam Persyada Al Haromain K.H. Muhammad Ihya' Ulumiddin بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ حَامِدًا...

KESETIAAN DAN LOYALITAS

         Termasuk dari keindahan Islam seseorang adalah jika Islam tidak...

Jejak Robbaniyun dan Ribbiyun

Jejak Robbaniyun dan Ribbiyun

Tausyiah | Abi Ihya’ Ulumiddin بسم الله الرحمن الر حيم Alloh swt berfirman: “Hendaknya kalian menjadi Robbaniyun,...

Tausiyah

Bismillahirrahmaanirrahiim DUA SISI “Dan dari segala sesuatu Kami ciptakan pasang-pasangan (dua sisi yang berbeda)...